Infotaiment

Fakta Mengejutkan di Balik Isu Lauk Basi SMAN 1 Sukodadi Lamongan, Ada Dugaan Sabotase

aksesadim01
5807
×

Fakta Mengejutkan di Balik Isu Lauk Basi SMAN 1 Sukodadi Lamongan, Ada Dugaan Sabotase

Sebarkan artikel ini
C8f2db04 65f3 4a73 a77a 8dd917e870ec

LAMONGAN – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menjadi kebanggaan siswa SMAN 1 Sukodadi, Kabupaten Lamongan, justru kembali jadi perbincangan publik.

Bukan karena suksesnya distribusi makanan sehat, melainkan lantaran serangkaian insiden janggal yang menyeret dugaan sabotase dapur penyedia.

Isu bermula dari beredarnya kabar bahwa menu makan siang yang disalurkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Surabayan disebut basi.

Informasi itu menyebar cepat, memicu keresahan orang tua siswa, bahkan sempat memunculkan ketidakpercayaan pada kualitas program MBG.

Namun setelah ditelusuri lebih jauh, terkuak fakta mengejutkan, ada indikasi masalah yang lebih serius dibanding sekedar isu lauk basi.

Penanggung jawab dapur SPPG Surabayan, Achmad Hamam, dengan tegas membantah tuduhan miring tersebut. Ia memastikan makanan yang didistribusikan ke SMAN 1 Sukodadi dalam kondisi layak konsumsi.

“Tidak ada yang basi. Lauk yang dibagikan berupa nugget ayam, bukan sayur ayam yang cepat rusak. Semua menu selalu fresh,” tegas HaJon, Jum’at (12/9/2025).

Meski menepis isu lauk basi, Hamam justru mengungkap persoalan internal yang tak kalah mengkhawatirkan. Ia mengaku terpaksa mengganti menu ayam utuh dengan nugget karena terjadi kerusakan misterius pada lemari pendingin daging.

“Entah kenapa suhu lemari pendingin tiba-tiba melonjak ke 18 derajat. Akibatnya, 3 kuintal ayam membusuk dan harus dibuang. Ini janggal, ada yang tidak beres,” ungkapnya.

Bukan hanya itu, ia juga menyebut pernah kehilangan seribu potong ayam tanpa jejak.

“Kami curiga ada unsur sabotase. Karena itu saya sampai pasang CCTV tersembunyi di dapur,” tambahnya.

Kericuhan tersebut berimbas langsung pada distribusi MBG. Kuota makanan untuk SMAN 1 Sukodadi resmi dicabut dari dapur Surabayan dan dialihkan ke dapur lain.

“Mulai sekarang, SMAN 1 Sukodadi tidak lagi di bawah dapur kami. Kuotanya sudah dipindah,” jelas Hamam.

Kepala SMAN 1 Sukodadi, Fadli, juga akhirnya mengklarifikasi. Ia mengaku sempat salah memberi pernyataan ke wartawan tanpa melakukan pengecekan.

“Waktu itu saya asal jawab, ternyata jadi heboh. Faktanya tidak ada siswa yang menerima makanan basi,” ujarnya menyesal.

Sementara itu, Danramil 0812/14 Sukodadi, Kapten Inf Sobar Atnanto, menjelaskan saat ini ada tiga dapur MBG yang beroperasi di wilayahnya, yakni dapur Sidogembul, Surabayan, dan Banjarrejo.

Menurutnya, meski ada pengalihan kuota, layanan untuk siswa SMAN 1 Sukodadi akan tetap berjalan.

“Jika dua dapur lainnya sudah penuh, maka kuota untuk SMAN 1 Sukodadi akan dialihkan ke dapur Sidogembul,” tegasnya.

Dengan adanya dugaan sabotase hingga hilangnya stok ayam, polemik MBG di Lamongan kini bukan lagi sekadar isu makanan basi, melainkan tanda tanya besar soal keamanan distribusi dan transparansi dapur penyedia. (Jon)